Laman

Minggu, 11 Maret 2012

Kompor Cangkang, SejaraH KompoR & Pengaruh Teknologi




Diantara banyak kompor modern saat ini saya tidak akan menjelaskan banyak kompor (walaupun dirumah saya terdapat kompor yang biasa dan kurang ramah dengan lingkungan kita,hhe... ). Akan tetapi, dsini saya akan menjelaskan berbagai kompor penemuan terbaru yang sangat bermanfaat bagi kita smua dan kompor yang yang satu ini merupakan kompor ramah lingkungan yang di ciptakan oleh Dosen Jurusan Fisika FMIPA Universitas Brawijaya, Kota Malang, Jawa Timur.


Disini beliau menyebutnya dengan kompor cangkang sawit dengan keunggulan mampu menghasilkan nyala api biru tanpa disertai asap dan jelaga. Itu sebabnya dikatakan ramah lingkungan selain juga lebih murah, hemat, dan efisien, dibandingkan minyak tanah dan gas elpiji. Dan mungkin ini bisa d gunakan sebagai pengganti kompor dirumah kita agar lebih hemat dan tentunya ramah lingkungan....


SEJARAH KOMPOR
Saat peradaban manusia dimulai, manusia sudah banyak yang mengenal api untuk mengolah makanan mentah menjadi makanan yang matang.Bangsa Timur (China, Korea, dan Jepang), sudah lebih dulu mengenal kompor (lebih tepatnya tungku) daripada bangsa barat.



Tungku api sudah ada di China sejak jaman Dinasti Qin (221-206/207 SM) dan terbuat dari tanah liat.Desainnya mirip dengan kamado di Jepang pada periode Kerajaan Kofun di abad 3 sampai 6.Kamado sendiri mempunyai bentuk kotak persegi yang mengurung api dengan lubang di atasnya untuk menaruh panci, dan mempunyai tinggi sekitar lutut orang dewasa.Bahan bakarnya kayu atau batubara yang dimasukkan dari lubang di bagian depan.Kamado berkembang dan terus digunakan hingga periode Kerajaan Edo (1603-1867).


Penduduk Eropa pada abad pertengahan, masih memasak secara terbuka dengan kayu baker.Berkembang kemudian dengan membuat lantai yang lebih rendah untuk memasak.Selanjutnya dikenal juga memasak menggunakan perapian dari susunan batu.Perapian kemudian dibuat setinggi pinggang dilengkapi cerobong asap.Dengan cara ini memasak bisa dilakuakan sambil berdiri.Panci memasak diletakkan persis di atas api, digantung dengan tiang atau kaki tiga.Untuk mengatur panas tinggal menaikkan atau menurunkan posisi panci.
Kompor minyak tanah portabel pertama kali dikenalkan tahun 1849 oleh Alexis Soyer.


Kompor ini bertekanan udara yang dicampur dengan minyak tanah (mirip dengan kompor pedagang kaki lima jaman dulu).Sedangkan kompor yang lainnya adalah kompor minyak tanah yang tidak bertekanan karena menggunkan sumbu kompor.Namun tidak diketahui secara pasti kapan kompor ini ditemukan.

Kompor gas pertama kali dibuat pada tahun 1820, namun masih dalam bentuk eksperimen dan bersifat rahasia.Baru benar-benar muncul pertama kali pada World Fair di London tahun 1851. Mulai tahun 1880 kompor gas semakin dikenal masyarakat luas dan berkembang secara komersial, walaupun agak terhambat karena pertumbuhan jaringan pipa yang lamban.


Pada 20 September 1859, George B. Simpson di Washington DC, Amerika Serikat mematenkan kompor listrik yang menggunkan pemanas dari kumparan.Prinsipnya, energi listrik diubah menjadi energi panas lewat kumparan.Seiring perkembangan jaman, di tahun 1970 muncul ide untuk menggantikan kumparan kawat dengan glass-caramic, sehingga kompor termuktahir saat ini tidak berbau, berasap, dan ringkas.




Pengaruh Teknologi dalam film Transformers



Dunia perfilman dan sinema dunia telah berkembang dengan sangat signifikan selama lebih dari satu abad. Banyak hal yang telah dihasilkan, namun banyak pula yang mempengaruhi pencapaian ini. Saat ini film tidak hanya menjadi sebuah media hiburan saja, melainkan telah menjadi sebuah produk budaya yang sangat penting peranannya. Salah satu peran besar film yang dipengaruhi oleh kepentingan kekuasaan dan paradigma berpikir adalah sebagi media penyebaran dan legitimasi ideologi. Dengan menggunakan metode pembacaan dekonstruktif, ideologi-ideologi yang terdapat dalam film itu akan dapat dibaca dengan jelas, serta bahkan dapat memberikan pemahaman yang lain daripada pemahaman sebelumnya.
Dalam film Transformers 2: The Revenge of The Fallen, ideologi tentang superioritas Amerika Serikat terlihat dengan jelas. Dimulai dari pasukan pembela Bumi (NEST) yang hanya terdiri dari orang-orang Amerika dan beberapa orang Inggris, peralatan tempur serba canggih yang khas milik Amerika, hingga representasi Amerika dalam penampilan Optimus Prime sebagai pemimpin para Autobot. Akan tetapi, konsep ideologi superioritas tersebut seakan diruntuhkan sendiri oleh film ini dengan mengetngahkan panggambaran bagaimana lemahnya Amerika Serikat tanpa sekutu-sekutunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar